Senin, 18 Januari 2010

Mawar (eve)

Diposting oleh The Future

suatu hari kami jalan-jalan di taman. Menikamati sore, sambil menunggu sang dewi beranjak ke peraduannya. Bunga mawar harum baunya, tapi jangan mendekat karena ia dipagari dengan duri-duri tajam beracun.
Mengapa Mawar harus beracun, bukan jika menaburkan racun pada orang lain itu perbuatan dosa?
Seorang teman menjawab: "Mawar dipenuhi dengan duri tajam beracun bukan untuk melukai orang lain, akan tetapi melindungi diri dari sentuhan tangan-tangan jahil". Kami bertiga terdiam seolah, memastikan apakah kata itu benar atau hanya sebuah apologi sang mawar.
"Ah, sok sekali mawar itu" kata kawan lainnya setengah tidak terima. "Coba kita lihat, banyak mawar-mawar disana yang justru melepas semua duri-duri yang menempel di badannya, hingga kumbang senang mendekat... dan dia banyak temannya..." Katanya melanjutkan.
Kawan yang pertama tadi seolah tidak terima, tampaknya ia mengmpulkan kata-kata. Selanjutnya: "Itu adalah mawar yang merendah, bukan rendah hati tapi rendah diri.. harga diri..Yach memang, tak dapat kita pungkiri bahwa mawar sungguh-lah mulya mulya keberadaannya. tiada seorang-pun berhak melihatnya, apalagi menyentuhnya. Tapi itu tipikal mawar zaman dulu, sekarang lain lagi..."
Aku bingung apa yang mereka bicarqakan berdua, aku hanya bisa diam membisu. Mencoba meresapi dan memahami setiap kata yang terucap dari kedua.
Tanpa disadari ada mega di langit jingga, sang dewi segera berabjak ke peraduannya.....
Selengkapnya

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bunga mawar memang bunga yang indah, untuk itu kita pun harus bisa menghargai keindahannya.

Posting Komentar